Bandar Bola Terpercaya - Swinger Sex Dengan Pembantuku Yang Bikin Horny
Bandar Bola Terpercaya - Swinger Sex Dengan Pembantuku Yang Bikin Horny - Sesampainya di rumah setelah terbang sana terbang sini di beberapa kota
masih di Pulau Jawa maupun di Pulau Kalimantan dan Sulawesi selama 7
minggu ini untuk urusan bisnis kayu dan hasil-hasil bumi lainnya.
Bandar Bola Terbaik - Tubuhku mulai dilanda letih dan penat luar biasa. Namun secara
psikologis justru sebaliknya, aku mulai dapat merasakan suasana rileks
dan tentram. Merasa at home dan ingin selekasnya menemui mantan
kekasihku, sang isteri tercinta.
Hal ini cukup membantu keseimbangan diriku sehingga tidak membuatku
dilanda senewen. Karena penerbangan yang kuambil adalah sore jam 6 dari
Surabaya, maka masih sore pula sekitar jam 7.30 aku sudah mendarat dan
lalu setengah jam kemudian dengan menggunakan jasa taksi.
Aku sudah menginjakkan kaki di halaman rumahku di bilangan Slipi.
Lalu lintas tidak macet karena ini hari Minggu. Dari luar ruang tamu
nampak terang disinari lampu, berarti isteriku ada di rumah. Di rumah
kami tinggal 4 orang saja.
Aku yang berusia 38, isteriku 31, pembantu laki-laki 52, dan
pembantu wanita 44. Oh ya, setelah 9 tahun menikah kami belum dikarunia
anak. Jadi semakin menjadi-jadilah diriku menghabiskan waktu mengurus
bisnis karena belum ada urusan lain yang memerlukan perhatianku.
Syukurlah selama ini bisnisku lancar-lancar saja demikian pula
perkawinan kami. Ketika hendak kupencet bel kuurungkan siapa tahu pintu
tidak dikunci. Tadi gerbang depan dibukakan oleh pembantu wanitaku
karena kebetulan dia pas lagi mau keluar untuk membuang sampah.
Setelahnya dia kembali ke kamarnya yang terletak di samping kiri
bangunan utama. Pembantu-pembantuku kubuatkan kamar di luar. Ukuran
rumahku cukup besar dengan masih ditambah tanah yang lumayan luas yang
kubuat menjadi taman.
Dan hampir mengelilingi bangunan rumah kecuali sisi kiri karena
kepotong kamar-kamar pembantu dan jalan samping. Dari gerbang depan ke
pintu kira-kira mencapai 25 meter. Benar, pintu tidak dikunci dan aku
masuk dengan senyap demi membikin isteriku kaget.
Aku suka sekali dengan permainan kaget-kagetan begini. Biasanya
isteriku suka terpekik lalu menghambur ke pelukanku dan dibarengi dengan
ciuman bertubi-tubi. Itulah santapan rohaniku. Dan itu sering terjadi
karena aku sering bepergian dalam waktu lama pula.
Rekorku pernah sampai 3 bulan baru pulang. Pada awal perkawinan
kami tidaklah demikian, namun 5 tahun belakangan ini yah begitulah.
Dampaknya adalah kehidupan seks kami mulai menurun drastis frekuensinya
maupun kualitasnya.
Kali ini aku menangkap suasana lain. Memang biasanya sebelum
pulang aku memberitahukan isteriku bahwa dalam 2 sampai 5 hari bakal
pulang. Sengaja kali ini aku tidak memberitahu agar lebih dahsyat
pekikan-pekikan kangen isteriku itu. Di ruang tamu TV menyala agak keras.
Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu isteriku di sana
dan sekalian mau mengambil air putih. Tidak ada. Ah mungkin lagi tidur
barangkali di kamar pikirku. Kuletakkan tas koperku di atas meja makan
lalu aku mengambil sebotol air dingin di kulkas.
Kuletakkan pantatku di atas kursi sambil minum. Kuambil sebatang
rokok lalu kunyalakan. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu
sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur
kami berada.
Pelan-pelan kunaiki tangga. Pelan sekali kubuka pintu, namun hanya
seukuran setengah kepala. Aku ingin mengintip kegiatan isteriku di
kamar spesial kami. Apakah lagi lelap dengan pose yang aduhai.
Ataukah lagi mematut diri di cermin. Ataukah lagi.. Upss!! Berdebar
jantungku. Dalam keremangan lampu kamar (kamar lampuku bisa disetel
tingkat keterangannya sedemikian rupa) kulihat ada 2 manusia.
Jelas salah satu sosoknya adalah isteriku, mana mungkin aku
pangling. Dia lagi mengangkangi seseorang. Posisi kepalanya nampak
seperti di sekitar kemaluan lawannya. Perasaanku mulai dilanda
kekacauan. Sulit kudefinisikan. Marah. Kaget. Bingung.
Bahkan penasaran. Apa yang sedang berlangsung di depan mataku ini?
Kepala isteriku nampak naik turun dengan teratur dengan ditingkahi
suara-suara lenguhan tertahan seorang pria yang menjemput kenikmatan
seksual.
Mungkin saking asiknya mereka berolah asmara terkuaknya pintu tidak
mereka sadari. Tiba-tiba perasaan aneh menjalari diriku. Darahku
berdesir pelan dan makin kencang. Rasa penasaranku sudah mulai
dicampuraduki dengan gairah kelelakianku yang membangkit.
Ini lebih dahsyat ketimbang menonton film-film bokep terpanas
sekalipun. Kesadaran diriku juga lenyap entah kemana bahwa yang di
depan mataku adalah isteriku dengan pria yang pasti bukan diriku.
Sekarang aku lebih ingin menyaksikan adegan ini sampai tuntas.
Kontolku mulai mengejang. Posisi mereka mulai berbalik. Isteriku
mengambil posisi di bawah sementara lawannya ganti di atasnya. Persis
sama seperti tadi hanya saja sekarang kelihatannya memek isteriku yang
dijadikan sasaran.
Aku semakin ngaceng. “Ohh.. Sshh…” suara desisan isteriku
berulang-ulang. Telaten sekali si pria (aku sudah menangkap sosok
lawannya dengan jelas adalah pria) sehingga isteriku mulai bergerak
meliuk-liuk dan menengadahkan kepalanya berkali-kali.
“Uuhh.. Eehhss.. Teruss jilatthh.. Pak Minnh.. Ahh.. Uffh..”.
Plong rasa dadaku demi akhirnya menemukan identitas sang pelaku pria.
Mr. Karmin pembantu priaku yang tua itu. Wah.. Wah.. Pantesan tadi aku
agak mengenali sosoknya.
Belum sempat aku banyak berpikir kesadaranku disedot kembali oleh
suara-suara kesetanan isteriku dari hasil kerja persetubuhan itu.
“Yyaahh.. Teruss.. Teruss.. Aahh.. Tusukk.. Tuussuukkhin liidaahhmu
Pak.. Yaahh beegittu.. Oohh..”.
Semakin binal kepala isteriku tergolek sana sini. Nampaknya dia
sudah berada di awang-awang kenikmatan. Aku juga semakin dilanda gairah
sehingga tanpa sadar tanganku mulai meremas-remas burungku sendiri.
“Ahh…” Ah isteriku akhirnya jebol juga. Aku tahu itu.
Tapi nampaknya Pak Karmin masih meneruskan aktivitasnya. Sebentar
kemudian kaki isteriku diangkatnya ke kedua bahunya yang bidang dan
kekar itu (meskipun sudah tua tapi tubuh pembantuku masih gagah akibat
pekerjaannya yang secara fisik membutuhkan kekuatan).
Dimainkan jari-jarinya di liang memek isteriku. Lenguhan-lenguhan
isteriku kembali terdengar. Semakin kencang kocokan jari Pak Karmin pada
memek isteriku. Dengan menggelinjang mengangkat-ngangkat paha isteriku
kembali dibuat mabuk kepayang.
Akhirnya kulihat batang kemaluan Mr. Karmin sudah diarahkan ke
lobang kemaluan isteriku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka.
Semakin menggelegak gairahku ketika membayangkan bagaimana memek
isteriku akan dihujami oleh benda sebesar itu. Bless.
Masuk. Gleg ludahku tertelan. “Oohh.. Eyaahh.. Eenaakk.. Paakk..”.
Pelan-pelan dipompanya memek isteriku dengan godam si Mr. Karmin. Mulai
menggila kembali goyangan pantat isteriku melayani rangsekan-rangsekan
si batang besar itu.
“Geennjoott.. Yaahh.. Genjoott.. Oohh.. Ennakk Banngeett.. Oohh..”
Aku menyaksikkan tubuh isteriku terhentak-hentak naik turun akibat
sodokan-sodokan yang bertenaga itu. Tangan Mr. Karmin tak tinggal diam
menyenggamai buah dada isteriku yang telah menjulang tegak.
Wuuhh gila, dahsyat sekali pemandangan yang kusaksikan ini. Setelah
hampir 10 menit diangkatlah tubuh isteriku dan dibalikkannya menjadi
posisi menungging. Gaya anjing rupanya dikenal juga oleh Si Tua ini.
Kembali liang memek isteriku dihunjam dari arah belakang.
Konsistensi gerakan kontol yang maju mundur itu beserta
lenguhan-lenguhan isteriku semakin mengobarkan hasratku. “Ahh.. Aahh..
Ssooddooghh.. Kuaatt.. Kuat.. Paakkhh, oohh.. Giillaa..” Pompaan Mr.
Karmin semakin lama dibuat semakin bertenaga dan semakin cepat.
“Oo hh.. Yaa.. Beggiittuu.. Teruss.. Paakkhh..” Kupikir bakalan
selesai eh ternyata isteriku sekarang disuruh berdiri, Mr. Karmin
menyetubuhinya sambil berdiri. Tanpa sadar aku menoleh ke lantai bawah
ternyata si Pembantu Wanita memergokiku sedang mengintip.
Karena jengah atau bagaimana Mrs. Karmin merona mukanya lalu
menyingkir ke belakang dengan tergesa. Pembantuku adalah suami isteri.
“Yaahh.. Terruuss.. Mauuhh.. Keelluaarr.. Nihh Paakkh..” “Aku sebentar
laggii.. Juuggaa.. Ibbuu..” “Baarrenng.. Yaahh.. Paakkh.. Ohh.. Ohh..
Yaahh.. Uuddaahh” .
Sambil mengejang-ngejang keduanya melepas energi terakhir dan
terbesar yang disertai ledakan kenikmatan luar biasa. Mr. Karmin
akhirnya jebol juga pertahanannya. Begitu adegan selesai aku dengan
perlahan sekali menutup pintunya.
Kuturuni perlahan tangga menuju dapur kembali. Celanaku masih padat
mnggembung tak terkira. Aku senewen ingin menuntaskan hasratku. Ketika
sampai dapur kulihat Mrs. Karmin sedang duduk termangu. Kami saling
menatap dalam keadaan bingung dan resah.
Kudekati dia ketika mulai terisak-isak meneteskan air mata, ingin
kutenangkan hatinya. Mungkin kejadian tadi telah berulang kali
berlangsung selama aku tidak di rumah. “Sudah sering kejadianya Mbok?”
tanyaku. Dia mengangguk.
“Maafkan isteriku yah” Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan
kembali. Selama ini dia tidak berani menatapku. Kali ini mungkin dia
sedang kesepian dan masygul hatinya. “Ayo ke kamarmu Mbok.” Hasratku
masih tinggi dan harus dituntaskan.
Kami saat ini sedang masuk dalam situasi kejiwaan yang membutuhkan
pertolongan satu sama lain. Plus gairah buatku. Ketika sampai kamarnya
yang agak sempit itu, kusuruh dia duduk di ranjang. Kupegang tangannya
dan kuelus.
Sosok wanita ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kulit terang
meskipun tidak semulus isteriku tapi lumayan bersih. Tinggi sedang dan
hebatnya perut tidak terlalu melambung. Tetek cukup besar setelah
kusadari saat ini.
Dia selalu memakai kebaya dan kain. Kepalanya ditimpakan di dadaku.
Meskipun dia lebih tua dari aku namun dalam kondisi begini dia
memerlukan kekuatan dari dada laki-laki. Kubiarkan meskipun dibarengi
aroma bumbu dapur. Tapi tidak terlalu menyengat.
Rambutnya otomatis megenai hidungku. Bau minyak rambut Pomade
menyergap hidungku. Kucium-kucium dan kuendus-kuendus. Kujalari menuju
ke telinga. Diam saja. Ke lehernya. Malah terdengar ketawa kegelian.
Mulai kuusap lengannya.
Semakin erat dia mendesakkan tubuhnya ke diriku. Sambil mengusap
lengan kanannya naik turun sengaja kurenggangkan jariku sehingga
menyentuh tipis teteknya. Terus kuulang sampai akhirnya kepalanya mulai
bergoyang. Lalu kuelus langsung teteknya. Gemas aku. Dia mulai mendesah.
Kuremas-remas lembut.
Mulai melenguh. Kubaringkan. Menurut saja. Kubuka bagian dada dari
kebayanya. Memang besar miliknya. Kuning agak pucat warnanya.
Kuhisap-hisap. Menegak-negak kepalanya. “Ehhmm.. Eehhf..” Kusingkap
kainnya dan kuelus pahanya. “Ehh.. Ehhshs..”.
Kuselusupkan tanganku jauh menuju pangkal pahanya. Kuusap-usap
gundukannya. “Ehhss.. Ehhss.. Oohh…” tergolek kanan kiri kepalanya.
Kutindih dia dengan mengangkangkan kakinya. Mulai kuselusuri dari tetek
sampai leher kanan kiri dengan lidahku. “Oohh.. Paakk.. Oohh..”
Kurenggut bibirnya yang tebal dengan bibirku.
Kumasukkan lidahku menjangkau lidahnya. Pada mulanya pasif. Lalu
dia mulai mengerti dan kami saling beradu lidah dan ludah. Berkecipak
suara kuluman kami. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan
burungku menggesek wilayah memeknya.
Mengerinjal pantatnya. “Esshh.. Ehhss.. Oohh…” desahnya
berulang-ulang. Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah
kubisikkan keinginanku. Kuamati dari ujung rambut sampai kaki. Keteknya
dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali.
Baru kali ini kulihat wanita membiarkan keteknya berbulu. Isteriku licin sekali. Jembut mememknya lebat sekali dan cenderung tidak rapi. Luar biasa. Karena hasratku yang sudah tinggi sejak tadi langsung kugumul.
Dia dan menjatuhkannya di ranjang. Kujilati kembali mulai dari
kening, leher, pipi, tetek, ketek (di sini aku berlama-lama karena
penasaran sekali dengan rasa bulunya), perut dan memeknya. Kumainkan
lidahku memutari labia mayoranya. “Oohh.. Paakk.. Ohh..”.
Dipegangi kepalaku dan ditekan-tekannya sesuai keinginannya.
Kumasuki klitorisnya dengan lidahku. Aku tidak jijik kali ini. Hasratku
yang menggila telah mengalahkan kebiasaanku selama ini. “Esshh.. Ahhss..
Esshh.. Oohh.. Mmass..”.
Dia memanggilku Mas berarti kesadarannya mulai kaca balau. Kuremas
pantatnya sebelum akhirnya kujebloskan kontolku ke memeknya yang telah
banjir bandang itu. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Yang penting
bertenaga dan merangsek ke dalam.
Menggeliat-geliat kayak cacing kepanasan si Mrs. Karmin ini.
Semakin dikangkangkan pahanya. Kupegang ujung telapak kakinya sambil aku
terus menyodokinya. “Yaahh.. Teruss.. Yangg dalaam .. Masshh.. Ohh..
Ennaakk banngeetts.. Shh.”
Kubaringkin miring lalu kulipat kaki kanannya ke depan dan kuhujami
memeknya dari belakang. Kami bersetubuh dalam posisi berbaring miring
(kebayangkan?). Kuubah posisi menjadi dogy-style. Namun dia
telungkup sehingga tingkat penetrasinya lebih maksimal.
Benturan-benturan dengan pantatnya yang bulat membuatku gemas.
Kugenjot sedalam-dalamnya memeknya yang rimbun itu.
“Yaahhss.. Ehhssh.. Oohhs…” begitu terus erangnya sambil
membeliak-beliak. Akhirnya setelah 23 menit kami menegang bersama dan
mencurahkan cairan masing-masing berleleran di dalam memeknya.
Cairan miliknya sampai tumpah ruang merembes keluar memeknya,
punyaku juga demikian saking tidak tertampungya semprotan maniku.
Kubiarkan kontolku masih terbenam sambil aku tetap menindihnya.
Aku jilatin lagi leher dan pipinya sampai kontolku sudah lemas tak
berdaya. Tanganku masih aktif bergerilya mengusapi buah kembarnya yang
masih mengencang. Kujilat-jilat dan kuhisap-hisap. Keringat kami campur
aduk membanjiri spreinya yang sudah agak kusam itu.
Sejak saat itu bila aku pulang dari bepergian maka aku mengunjungi Mrs. Karmin terlebih dahulu untuk bersetubuh di kamarnya baru masuk rumah setelah maniku terhambur ke memeknya yang mudah basah itu.
Malah boleh dikata sudah tidak pernah lagi menggauli isteriku
sendiri. Suatu kali Mr. Karmin memergokinya ketika mau ambil rokok,
namun aku cuek saja kepalang lagi hot, tapi dia mafhum saja.
Toh ibaratnya kami seperti tukar pasangan. Pernah terbersit di kepalaku untuk melakukan sex party berempat. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu.
Comments
Post a Comment