Agen Bola Terpercaya - Betapa Nikmatnya Memprawani ABG tetangga
Agen Bola Terpercaya - Betapa Nikmatnya Memprawani ABG tetangga - ini terjadi gara-gara istriku yang pulang kampung. Sementara birahi sex
ku yang memuncak dan tak bisa terbendung lagi. Yah akhirnya terjadilah cerita sex tetangga ini. Maklumlah di usia setengah baya ini emang gelora seks ku ga pernah ada hentinya minta jatah ngentot sama istriku.
Agen Bola Terbaik - Daripada ga ada yang dientot ya mending ngentot sama gadis
tetanggaku yang masih perawan dan memeknya masih sempit trus legit. Oke
ga usah panjang lebar langsung aja aku ceritakan pengalaman seks ku pada
kalian semua ya . Selamat menyimak.
Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak
pagi penisku tak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera
disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong.
Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang, karena
ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya.
Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba menenangkan diri dengan
mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang
ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah
gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno
seharian”, gumamku. Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah.
Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck. Lumayan, tegangan
agak mereda.Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok,
penisku kembali berdenyut-denyut.
Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja.
Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa
ketularan HIV yang belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat
kapan terakhir kali barangku terpakai untuk menyetubuhi istriku. Ya,
tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan.
Soalnya dua hari sekali harus nancap.
“Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang
belum tersentuh.
Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke arah suara. Renny anak tetangga mendekat.
“Selamat sore Om. Tante ada?”
“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampai lusa. Ada apa?”
“Wah gimana ya..”
“Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataku ramah.
ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut. Dia duduk di
kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om
bisa bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu.
“Anu Om, Tante janji mau minjemi majalah terbaru..”
“Majalah apa sich?”, tanyaku. Mataku tak lepas dari dadanya yang
tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”.
“Oke silakan masuk dan pilih sendiri”.
Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu
mengikuti. Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah
televisi itu”, kataku, kemudian membanting pantat di sofa. Renny segera
jongkok di depan televisi membongkar-bongkar tumpukan majalah di situ.
Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang.
Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi.
Bra-nya membayang di baju kaosnya.
Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang mulai berkembang itu.
“Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku
tak begitu memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi
sekarang, ketika penisku uring-uringan tiba-tiba baru kusadari anak
tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal. Mataku mengikuti
Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk kekamar tidurku. Setan berbisik
di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti
berdenyut-denyut. Tapi dia masih kecil dananak tetanggaku sendiri?
Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”.
Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak
itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci
pelan-pelan.
“Sudah ketemu Ren?” tanyaku.
“Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?” “CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.”
Gadis itu tanpa curiga segera berdiri dan duduk pinggir ranjang. Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar.
“Film apa sih Om?” “Lihat saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil
duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh curiga.
“Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan
orang bersetubuh.
“Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus
ber-ih.. ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha
memalingkan pandangannya.
Memasuki adegan kedua aku tak tahan lagi. Aku memeluk gadis itu
dari belakang.“Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang
melingkari lehernya. Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang. “Mau
nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..”“Tapi.. tapi.. ah
jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun aku tak
peduli. Tanganku segera meremas dadanya.
Dia melenguh dan hendak memberontak
.“Tenang.. tenang.. Nggak sakit kok. Om sudah pengalaman..”
Tangan kananku menyibak roknya dan menelusupi pangkal pahanya. Saat
jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang.Tampak
birahinya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang
tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera mencercah
pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna
hitam.
“Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua
kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian
kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal
kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi
bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.
Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu vaginanya.
Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Wah masih
perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang
keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta
dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
Oke Non.
Maka lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang
mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar
dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku
merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH
hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas buah dadanya yang masih
keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan
mencium putingnya yang kecil.
“Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan
kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan. “Enak kan
beginian?” tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu
pengin lebih enak lagi?”
Tanpa menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya.
Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.
Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus
hati-hati. Dia masih perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan.
Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap
cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya.
Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang.
Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit
itu. Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga makin melesak ke
dalam. Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku masuk
seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri.
“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas.
Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya.
Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada
kemajuan. Leher penisku mulai masuk.
“Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak
menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran
sedang. Satu menit kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah
demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya..
“Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu.
Wah aku telah memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi
sprei.
Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak tenang aku mulai menggenjot anak itu.
“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketika aku mulai
turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun
makin keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu.
Berkali-kali dia orgasme. Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke
pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau pundakku.
“Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?”
“Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi
kupikir untuk kali pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting
dia mulai bisa menikmati. Lain kali kan itu masih bisa dilakukan.
Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sebelum
spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya
menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul
enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai
setelah sama-sama mencapai klimaks. “Tapi takut Om..”
“Nggak usah takut. Takut apa sih?”
“Hamil”
Aku ketawa. “Kan sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin
hamil dong”
Kuelus-elus rambutnya dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa
meredakan adik kecilku
“Kalau pengin enak lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai
gaya lewat CD”. “Kalau ketahuan Tante gimana?” “Ya jangan sampai
ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi. Kali ini
Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan
lagi. Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan
jeritannya.
Comments
Post a Comment